Welcome to Dini's Blog
Home » , » Sejarah Teori Bilangan

Sejarah Teori Bilangan

SEJARAH TEORI BILANGAN






OLEH
KELOMPOK I

­
1.      Aprilliana                                                 
(11010110006)
2.      Febrinna M. Saputri
(11010110026)
3.      Ingri Y. M. Lalan
(10010110012)
4.      John Hendry Tafui
(11010110038)
5.      Nurdini El Munawarah
(11010010063)
6.      Teranus Tabo
(11010110080)




PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SURYA
TANGERANG
2013



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas pertolongan – Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Sejarah Teori Bilangan” ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas akhir dari Ujian Tengah Semester Genap untuk mata kuliah Sejarah Matematika.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Sejarah Matematika, Bapak Bobbi Rahman,   yang telah membimbing kami selama penulisan makalah ini. Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi dan saran selama penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa masih banyak perbaikan-perbaikan yang harus kami penuhi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat membantu kami demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan sebagai salah satu rujukan dalam dunia pendidikan khususnya dalam matematika.



Tangerang,    April 2013

                                                                                                                                                 Penulis









DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................ i
Kata Pengantar                                                                                                            ........... ii
Daftar Gambar ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Maslah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II TELAAH PUSTAKA ............................................................................... ........... 4
2.1 Definisi Operasional 4
BAB III ISI                                                                                                                ........... 6
3.1 Sejarah Teori Bilangan ...................................................................................... 6
 3.1.1  Gambaran Sejarah Purbakala Matematika ............................................... 6
 3.1.2  Awal Bilangan ......................................................................................... 6
3.2 Perkembangan Teori Bilangan .......................................................................... 8
 3.2.1  Suku Babilonia ........................................................................................ 8
 3.2.2  Suku Bangsa Mesir Kuno......................................................................... 8
 3.2.3  Suku Bangsa India .................................................................................. 8
 3.2.4  Masa Sejarah (Masehi) ............................................................................ 8
3.3 Tokoh Teori Bilangan ...................................................................................... 10
3.4 Aplikasi Teori Bilangan ................................................................................... 10
3.5 Tanya - Jawab (Terlampir)................................................................................ 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. ........... 12
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12
4.2 Saran                                                                                                                 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ........... 13
Lampiran 1 (Tanya-Jawab) .................................................................................... 14




DAFTAR GAMBAR


Gambar 1. Simbol bilangan bangsa Babilonia 4
Gambar 2. Simbol bilangan bangsa Maya ............................................................... 7
Gambar 3. Simbol bilangan bangsa Mesir Kuno ..................................................... 7
Gambar 4. Simbol bilangan bangsa Arab ................................................................ 7
Gambar 5. Simbol bilangan bangsa Yunani Kuno .................................................. 7
Gambar 6. Simbol bilangan bangsa Romawi........................................................... 7
Gambar 7. Simbol bilangan bangsa Hindu-Arab Kuno........................................... 7






















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pembelajaran matematika sangat ditentukan oleh pandangan seorang guru dan keyakinaannya terhadap matematika itu sendiri. Ketidaksempurnaan memahami matematika dari seorang guru akan menyebabkan ketidaksempurnaan pembelajaran di kelas. Peran penting matematika diakui oleh Cockroft (1986), yang mengatakan “ It would be very difficult – perhaps impossible – to live a normal life in very many parts in the 20th century without making use of mathematics of some kind”. Akan sangat sulit dan tidaklah mungkin bagi seseorang untuk hidup di bagian bumi ini pada abad ke-20 ini tanpa sedikitpun memanfaatkan matematika.
Soedjadi (1999) mengemukakan bahwa matematika adalah salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Ini berarti sampai batas tertentu, matematika perlu dikuasai oleh warga negara Indonesia baik terapannya maupun pola pikirannya. Itulah alasan penting kenapa matematika perlu diajarkan di setiap jenjang sekolah.
Perkembangan matematika hingga saat ini tentu saja mempunyai sejarah yang perlu dikaji dan dipahami oleh setiap guru matematika sehingga ilmunya dapat disalurkan kepada peserta didiknya. Pandangan dan pemahaman guru yang baik tentang sejarah matematika akan menambah sikap antusias siswa dalam pembelajaran. Siswa akan memiliki rasa percaya diri karena ia telah mengetahui perkembangan sejarah matematika.
Salah satu bagian dalam sejarah matematika yaitu sejarah teori bilangan. Perkembangan teori bilangan diprakarsai oleh tokoh-tokoh teori bilangan yang telah berusaha menyumbangkan ide dalam mengungkap sejarah dan perkembangan teori bilangan dari zaman ke zaman. Hingga saat ini, teori bilangan banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan dalam ilmu komputer. Namun, masih terdapat kekurangan dalam memahami sejarah dan perkembangan teori bilangan hingga saat ini baik   oleh siswa maupun guru matematika. Guru bahkan secara langsung ataupun tidak langsung mengesampingkan pengetahuan sejarah teori bilangan ini. Akibatnya pembelajaran matematika hanya terfokus pada masalah perhitungan  tanpa mengetahui asal mula ditemukan rumus atau persamaan yang dipakai dalam perhitungan matematika.
Untuk itulah diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai sejarah dan perkembangan teori bilangan. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap matematika makin bertambah.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka adapun dirumuskan masalah adalah sebagai berikut:
-          Apa itu teori bilangan?
-          Bagaimana sejarah dan perkembangan teori bilangan?
-          Siapakah tokoh teori bilangan?
-          Apa contoh aplikasi teori bilangan dalam kehidupan sehari-hari?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah  ini adalah sebagai berikut.
-          Memahami pengertian teori bilangan.
-          Memahami sejarah dan perkembangan teori bilangan.
-          Mengetahui tokoh teori bilangan yang telah banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan teori bilangan.
-          Menyebutkan aplikasi teori bilangan dalam kehidupan sehari-hari.

1.4  Manfaat
Sejarah matematika tentang konsep teori bilangan merupakan sumber strategi pembelajaran matematika yang mempunyai manfaat untuk:
-          Understanding, dengan mengikuti perkembangan suatu konsep matematika siswa akan lebih memahami konsep tersebut.
-          Enthusiasm, dapat meningkatkan motivasi, kesenangan, dan kepercayaan diri dalam belajar matematika.
-          Skill, dengan menelaah suatu tema dalam sejarah matematika, siswa diajak untuk melatih keterampilan mereka dalam meneliti sesuatu.





BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Operasional
Teori bilangan terdiri atas dua kata dasar, yaitu teori dan bilangan. Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan dan menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung kepada metodologi dan konteks diskusi. Dalam ilmu pengetahuan teori berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu.
Bilangan adalah banyaknya benda dan sebagainya, jumlah, satuan jumlah, satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat diunitkan, ditambah, atau dikalikan (Daryanto, 1997). Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, asli, genap dan ganjil, bilangan positif-negatif, rasional, irasional, real, dan kompleks. Tingkatan bilangan-bilangan ini dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Tingkatan dalam Sistem Bilangan


Tingkatan dalam bilangan/ jenis bilangan yang dikenal hingga saat ini pengertiannya adalah sebagai berikut.
-       Bilangan bulat (Z) adalah bilangan yang terdiri dari bilangan positif, bilangan nol, dan bilangan negatif. Misal: . . ., -2, -1, 0, 1, 2, . . .
-       Bilangan asli (N) adalah bilangan bulat posotif yang dimulai dari angka satu (1) sampai tak hingga. Misal: 1, 2, 3, . . .
-       Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang dimulai dari angka nol (0) sampai tak hingga. Misal: 0, 1, 2, 3,  . . .
-       Bilangan prima adalah bilangan yang tepat memiliki dua faktor yaitu bilangan satu (1) dan bilangan itu sendiri. Misal: 2, 3, 5, 7, dll. (bilangan satu bukan bilangan prima karena hanya mempunyai satu faktor saja)
-       Bilangan komposit adalah bilangan bukan nol (0), bukan satu (1), dan bukan bilangan prima. Misal: 4, 6, 8, 10, dll.
-       Bilangan rasional (Q) adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam a/b, dimana a, b  Z. Misal: -2, -1/2, 0, 1/2, 4, 10, dll.
-       Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk a/b. Misal:  dll.
-       Bilangan riil (R) adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasional dan irasional. Misal: 1, , 3/2, dll.
-       Bilangan imajiner ( ) adalah bilangan yang dinyatakan sebagai  a  R
-       Bilangan komposit (C) merupakan penggabungan dari bilangan riil dan imajiner.
Secara tradisional, teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang  mudah dipahami sekalipun oleh ahli matematika. Dalam teori bilangan dasar, bilangan bulat dipelajari tanpa menggunakan teknik dari area matematika lainnya. Hal ini mencakup pertanyaan tentang sifat dapat dibagi, algoritma Euklidean, faktor persekutuan terbesar, bilangan prima, penelitian bilangan sempurna, dan kongruensi.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Sejarah Teori Bilangan
3.1.1 Gambaran  Umum Sejarah Matematika
Pada mulanya di zaman purbakala banyak bangsa-bangsa yang bermukim di sepanjang sungai-sungai besar. Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa Babilonia sepanjang sungai Tigris dan Eufrat,  bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina sepanjang sungai Huang Ho dan Yang Tze. Bangsa-bangsa itu memerlukan keterampilan untuk mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi untuk mengolah tanah sepanjang sungai menjadi daerah pertanian untuk itu diperlukan pengetahuan praktis, yaitu pengetahuan teknik dan matematika bersama-sama. Sejarah menunjukan bahwa permulaan matematika berasal dari bangsa yang bermukim sepanjang aliran sungai tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan, yang bisa dipakai sesuai dengan perubahan musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-persil tanah yang dimiliki. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan, dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-bilangan.
3.1.2 Awal Bilangan
Bilangan pada awalnya digunakan untuk mengingat jumlah. Dalam perkembangannya, para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan bilangan sehingga matematika menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan. Bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek kehidupan lainnya.
Bilangan dahulunya digunakan sebagai simbol untuk menggantikan suatu benda misalnya kerikil, ranting, dan lain-lain. Masing-masing suku bangsa memiliki cara tersendiri untuk menotasikan suatu bilangan seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar berikut ini.
a)   
Gambar 2

Simbol bilangan bangsa Babilonia
e)  Simbol bilangan bangsa Yunani Kuno
Gambar 6

 

b)   Simbol bilangan bangsa Maya di Amerika (500 tahun SM)
Gambar 3


f) 
Gambar 7

Simbol bilangan bangsa Romawi
c)    Simbol bilangan bangsa Mesir Kuno menggunakan huruf Hieroglif
Gambar 4

g) Simbol bilangan bangsa Hindu-Arab Kuno
Gambar 8

 
d)  
Gambar 5

Simbol bilangan bangsa Arab (Abad ke-11, dipakai oleh umat Islam hingga saat ini)





3.2 Perkembangan Teori Bilangan
3.2.1 Suku Babilonia
Matematika Babilonia diturunkan lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an. Lempengan ditulis dalam tulisan paku ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari.
Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 – 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan linier dan kuadrat.
Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesimal (basis 60). Dari sinilah diturunkan penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk sejam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran yang  melambangkan pecahan derajat.
3.2.2 Suku Mesir Kuno
Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga “lembaran Ahmes” berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari kerajaan tengah yaitu dari tahun 2000 – 1800 SM. Lembaran ini adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain itu, naskah matematika  Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari dai zaman kerajaan pertengahan, berkisar kira-kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita yang barangkali ditujukan sebagai hiburan.
3.2.3 Suku India
Sekitar tahun 800-500 SM, sulba sutra merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, dan aturan tiga  akar kubik. Sekitar abad ke-5 SM, dirumuskanlah aturan tata bahasa Sansekerta menggunakan notasi yang sama dengan notasi matematika modern dan menggunakan aturan-aturan meta, transformasi dan rekursi. Lalu, sekitar abad ke-3 sampai abad ke-1 SM, Pingala di dalam risalah prosedurnya menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan Fibonacci.
Pada abad sekitar 6 SM, kelompok Pythagoras mengembangkan sifat-sifat bilangan lengkap, bersekawan, prima, segitiga, bujursangkar, segilima dan bilangan-bilangan segi n banyak yang lain. Salah satu sifat bilangan segitiga yang terkenal sampai sekarang adalah triple pythagoras, yaitu . Pada abad ke-4 SM Euclid mengembangkan konsep-konsep dasar geometri dan teori bilangan.
3.2.4 Masa Sejarah (Masehi)
Awal kebangkitan teori bilangan modern dipelopori oleh Pierre de Fermat (1601-1665), Leonhard Euler (1707-1783), J.L. Lagrange (1736-1813), A. M. Legendre (1752-1833), Dirichlet (1805-1859), Dedekind (1831-1916), Riemann (1826-1866), Giussepe Peano (1858-1932), Poison (1866-1962), dan Hadamard (1865-1963). Sebagai seorang pangeran matematika Gauss begitu terpesona terhadap keindahan dan kecantikan teori bilangan untuk melukiskannya ia menyebut teori bilangan sebagai the queen of mathematics. Pada masa ini, teori bilangan tidak hanya berkembang sebatas konsep tapi juga banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat pada pemanfaatan konsep bilangan dalam metode kode baris, kriptografi, komputer dan lain sebagainya.

3.3  Tokoh- Tokoh Sejarah Teori Bilangan
3.3.1 Pythagoras (582-496 SM)
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang dikenal sebagai “Bapak Bilangan”. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal Teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Meskipun fakta ini telah ada sebelumnya lahirnya Pythagoras, namun karena Pythagoras mampu membuktikannya secara matematis maka teorema ini akhirnya diakui sebagai temuan dari Pythagoras.
3.3.2 Jamshid Al-Kashi (1380 M)
Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah. Pecahan desimal yang digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno selama berabad-abad, sebenarnya merupakan pecahan desimal yang diciptakan oleh Al-Kashi. Pecahan desimal ini memudahkan kita untuk menghitung aritmatika yang dibahasnya dalam karyanya, Kunci Aritmatika, dan diterbitkan pada abad ke-15.
 3.3.3 Abu Ali Hasan Ibnu Al-Haytam (965 M)
Al-Haytam lahir di Basrah Irak, yang oleh masyarakat Barat dikenal dengan nama Alhazen. Al-Haytam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan semua bilangan sempurna yang genap, yaitu bilangan yang merupakan jumalh dari pembagi-pembagi sejatinya, seperti yang berbentuk 2k – 1 (2k – 1), dimana (2k – 1) adalah bilangan prima. Selanjutnya, Al-Haytam membuktikan bahwa bila p adalh bilangan prima,  1+ (p – 1)! Habis dibagi oleh p.       
3.3.4 Pierre de Fermat
Fermat membuktikan bahwa luas daerah siku-siku dengan sisi bilangan bulat tidak pernah merupakan bilangan kuadrat. Fermat juga membuktikan kasus n bilangan prima ganjil.

3.4  Aplikasi Teori Bilangan
Aplikasi teori bilangan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
-       ISBN (International Book Serial Number)
Kode ISBN terdiri dari 10 karakter, biasanya dikelompokan dengan spasi atau garis. Kode ini terdiri atas empat bagian kode, yaitu bagian:
1.      Mengidentifikasi bahasa.
2.      Mengidentifikasi penerbit.

3.      Mengidentifikasi kode unik buku tersebut.
4.      Karakter uji (angka atau huruf X(=10)).
Misal: 0-3015-4561-8.
0          =  kode kelompok negara berbahasa inggris
3015    =  kode penerbit
4561    = kode unik buku yang diterbitkan
8          = karakter uji
Karakter uji ini didapat dari:
1 . 0 + 2 . 3 + 3 . 0 + 4 . 1 + 5 . 5 + 6 . 4 + 7 . 5 + 8 . 6 + 9 . 1 = 151
Karakter uji = 151 mod 11 = 8

-       Fungsi Hash
Fungsi hash adalah untuk pengalamatan di memori dan juga me-locate elemen yang dicari.

-       Kriptografi
Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan yang dapat digunakan dalam mengirim data melalui saluran komunikasi dan penyimpanan data di dalam disk storage.


3.5  Tanya – Jawab (Terlampir)











BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          
4.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat, seperti sifat dapat dibagi, algoritma Euklidean, faktor persekutuan terbesar, bilangan prima, dan beberapa cakupan lainnya lagi.
Sejarah teori bilangan sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber penanaman konsep dasar dan asal-usul bilangan hingga tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam menemukan penemuan mereka yang berbungan dengan bilangan dan teori-teori bilangan. Perkembangan teori bilangan ini berawal dari suku Babilonia, Mesir Kuno, India, dan masa sejarah (Masehi). Sampai dengan saat ini teori bilangan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk kode ISBN (International Book Serial Number), kriptografi, dan fungsi hash.

4.2  Saran
Sejarah dan perkembangan teori bilangan ini sangat diperlukan dalam mempelajari matematika sehingga disarankan agar tetap dikembangkan sikap understanding, enthusiasm, dan skill. Dengan demikian, cakupan pembelajarannya dapat  diperdalam lagi.











DAFTAR PUSTAKA


Cockcroft, W.H (1986). Mathematics Counts. London: HMSO
Daryanto. (1997). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
R. Soedjadi.1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan). Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.



Lampiran 1

Tanya – Jawab

Berdasarkan hasil presentasi, adapun beberapa pertanyaan yang telah dibahas adalah sebagai berikut.
1.    Siapa saja tokoh teori bilangan?
2.    Apakah teori bilangan zaman dahulu masih berkembang saat ini?
3.    Sebelum muncul angka nol, cara melambangkan bilangan nol itu? Dari mana datangnya angka nol itu?
4.    Nomor itu termasuk angka atau bilangan?

Hasil Pembahasan:
1.    Tokoh Teori Bilangan:
a.       Pierre de Fermat
b.      Leonhard Euler
c.       J. L. Lagrange
d.      A. M. Legendre
e.       Dirichlet.
2.    Ya masih terus berkembang hingga sekarang.
3.    Cara melambangkan bilangan nol adalah pada zaman Babilonia (300 SM) menggunakan duah buah baji miring (//). Angka nol ditemukan oleh Alkhawarismi dengan bentuk mirip lingkaran (0).
4.    Nomor dipakai untuk mengurutkan sesuatu yang mempunyai jumlah atau banyak benda atau sesuatu yang diurutkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Salam Kenal
POSTINGAN POPULER
Like Yuk
ARSIP
KATEGORI
Tanggal Berapa Hari Ini ?
Jam Berapa Sekarang ?
PENGUNJUNG
web counter
web counter
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : www.gobisnisdigital.com | Your Link | Your Link
Copyright © 2017. Tematik (Teman Matematika) - All Rights Reserved
Themes by Mas Template
Powered by Blogger