Element
Euclid
Pembuktian
Proporsisi I - VII
Makalah
Diajukan
untuk Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah Geometri
Oleh
:
1. Nurdini
Elmunawarah (06022681721009)
2. Febrinna
Mona Saputri (06022681721010)
3. Ismel
Dwi Pratiwi (06022681721012)
Dosen
Pengasuh :
Dr.
Somakim, M.Pd
Dr.
Eli Susanti, M.Pd
PROGRAM STUDI
MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2017
EUCLID’S
ELEMENTS
Euclid’s elements merupakan risalah yang terdiri
dari 13 buku. Ini merupakan kumpulan definisi, postulat (aksioma), dalil
(teorema dan konstruksi), dan bukti matematika dari dalil-dalil. Tiga belas
buku mencangkup geometri Euclid (buku 1-6 dan 11-13) dan teori bilangan.(buku
7-10). Adapun definisi, postulat (aksioma), dan dalil (teorema dan konstruksi)
yang terdapat dalam buku 1-6 adalah sebagai berikut:
Defenisi
Definisi adalah suatu
deskripsi atau batasan dari suatu kesepakatan (Kamus; Cambridge)
Def1 : Titik adalah sesuatu yang tidak punya bagian (sesuatu yang punya posisitetapi
tidak punya dimensi).
Def2 : Garis adalah sesuatu yang punya panjang tetapi tidak
punya lebar.
Def3 : Ujung-ujung suatu garis adalah titik.
Def 4 :Garis lurus adalah garis yang terletak secara rata dengan titik-titik pada dirinya.
Def5 : Bidang adalah sesuatu yang hanya mempunyai panjang dan
lebar.
Def6 : Sisi-sisi dari bidang berupa garis.
Def7 : Bidang datar adalah bidang yang terletak secara rata dengan garis-garis lurus pada
dirinya.
Def8 :Sudut bidang terbentuk dari dua garis pada bidang yang bertemu pada sebuah titik dan tidak
terletak dalam sebuah garis lurus.
Def9 :Dan ketika garis-garis
yang membentuk sudut lurus, sudut tersebut disebutrectilinear.
Def10 : Ketika garis lurus
berdiri pada sebuah garis lurus dan membentuk sudut berdekatan yang besarnya
sama, masing-masing sudut tersebut adalah sudut
siku-siku, dan garis yang berdiri dikatakan tegak lurus dengan garis kurus tempatnya berdiri.
Def11: Sudut
tumpul adalah sudut yang lebih
besar dari sudut siku-siku.
Def12 :Sudut
lancip adalah sudut yang lebih
kecil dari sudut siku-siku.
Def13 : Batas adalah sesuatu yang merupakan ujung dari apapun.
Def14 : Bagun adalah sesuatu yang dibentuk oleh batas atau
batas-batas.
Def15 : Lingkaran adalah kumpulan titik-titik
yang menjadi satu garis ( disebut keliling) sedemikian sehingga semua garis
lurus yang mengarah ke arah (keliling) dari satu titik yang ada di dalam gambar
adalah sama.
Def16 : Dan titik tersebut disebut pusat lingkaran.
Def17 : Diameter lingkaran adalah suatu garis lurus yang digambar melalui
pusat lingkaran dan berakhir di dua arah keliling lingkaran.
Def18 : Setengah lingkaran adalah bangun yang dibangun oleh diameter dan
keliling lingkaran yang dipotong oleh diameter.
Def19 : Bangun-bangun rectilinear adalah bangun-bangun yang dibentuk oleh garis
lurus. Bangun segitiga adalah bangun
yang dibentuk oleh tiga garis lurus,
bangun segiempat adalah bangun
yang dibentuk oleh empat garis lurus, bangun segibanyak adalah bangun yang dibentuk oleh lebih dari empat garis
lurus.
Def20 : Dari bangun segitiga, segitiga sama sisi adalah segitiga yang
memiliki tiga sisi yang sama, segitiga
sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang sama, segitiga sembarang (segitiga tak sama
panjang) adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak ada yang sama.
Def21 : Selanjutnya, pada bangun segitiga, segitiga siku-siku adalah segitiga yang
memiliki sudut siku-siku, segitiga tumpul
adalah segitiga yang memiliki sudut tumpul, segitiga
lancip adalah segitiga yang memiliki sudut lancip
Def22 : Pada bangun segiempat, persegi adalah bangun yang semua sisinya
memiliki panjang yang sama dan memiliki sudut siku-siku, persegi panjang adalah bangun yang memilik sudut siku-siku tetapi
tidak memiliki dua pasang sisi yang panjangnya sama, belah ketupat adlah bangun yang semua panjang sisinya sama tetapi
tidak memiliki sudut suku-siku.
Def23 : Garis-garis lurus sejajar adalah garis lurus yang berada pada bidang datar
yang sama, dan jika diperpanjang secara terus menerus pada kedua arah tidak
akan berpotongan di arah manapun.
Postulat
Postulat adalah suatu
aturan dalam matematika yang diasumsikan benar tampa pembuktian,(math dictionary provided by
a-zworksheets.com)
Post 1:Melalui
dua titik sebarang dapat dibuat garis lurus.
Post 2:Ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis lurus.
Post 3:Melalui
sebarang titik dan sebarang jarak dapat dilukis lingkaran.
Post 4: Semua sudut siku-siku
sama.
Post 5:Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan
membuat sudut-sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis
tersebut jika diperpanjang tak terbatas, akan bertemu dipihak tempat kedua
sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.
Common Notions
CN1
: Hal-hal yang sama dengan hal yang sama, satu dengan yang lainnya juga
sama.
CN 2:Jika sesuatu yang sama ditambah dengan
sesuatu yang sama, jumlahnya sama.
CN 3 :Jika sesuatu yang sama dikurangi
dengan sesuatu yang sama, sisanya sama.
CN 4 : Hal-hal yang berimpit satu sama
lain, hal-hal tersebut sama.
CN 5 :Seluruh lebih besar dari pada sebagian.
Teorema
Teorema adalah pernyataan
yang kebenaranya dibuktikan berdasar defenisi, postulat atau teorema yang telah
dibuktikan terlebih dahulu (Dra. Susanah M.Pd ;Geometri; 2008).
Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan logis yang harus dibuktikan
benar atau salah (math dictionary provided by a-zworksheets.com).
Lemma
Lemma adalah proposisi
yang berguna untuk pembuktian teorema lain(math
dictionary provided by a-zworksheets.com).
Dalam makalah ini, yang
akan dibahas adalah pembuktian proposisi 1 sampai 7 pada buku I. Sebagai
berikut :
PROPOSISI 1
Jika
diberikan garis lurus dengan panjang terbatas, maka dapat dibuat segitiga sama
sisi
Membuat segitiga sama sisi pada garis lurus tertentu.
Diberikan garis AB adalah garis lurus tertentu.
Garis AB diperlukan untuk membuat segitiga sama sisi.
Dibuat lingkaran BCD dengan pusat di titik A dan jari-jari garis AB
(post. 3)
Dibuat lingkaran ACE dengan titik pusat di titik B dan jari-jari BA
(post. 3)
Tarik garis lurus dari titik C ke titik A dan titik B sehingga
membentuk garis CA dan CB (post. 1)
Karena titik A merupakan titik pusat lingkaran CDB, maka garis AC =
AB (Def. 1.15)
Karena titik B merupakan titik pusat lingkaran CAE, maka garis BC =
BA (Def. 1.15)
CA = AB
CA dan CB = AB
CA = CB
CA = AB = BC (C.N.1)
Jadi, segitiga ABC adalah segitiga sama sisi.
PROPOSISI 2
Jika
diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis, maka melalui titik
tersebut dapat dibuat garis lurus yang panjangnya sama dengan garis lurus yang
diberikan.
Menunjukkan sebuah garis lurus sama dengan garis lurus yang
diberikan pada titik tertentu.
Misalkan A adalah titik yang diberikan, dan tarik garis lurus BC.
Jadi, diperlukan garis lurus pada titik A yang sama dengan garis
lurus BC.
Diberikan sebuah garis lurus AB yang ditarik dari titik A ke titik
B. (Post. 1)
Dibuat sebuah segitiga DAB yang merupakan segitiga sama sisi diatas
garis AB (Prop. 1.1)
Ditarik sebuah garis lurus AE dari garis DA dan ditarik sebuah garis
lurus BF dari garis DB (Post. 3)
Karena titik B adalah titik pusat lingkaran CGH, maka BC = BG (Def.
1.15)
Karena titik D adalah pusat lingkaran GKL, maka DL = DG (Def. 1.15)
Dalam hal ini, DA = DB, jadi AL = BG (C.N.3)
Oleh karena itu, BC = BG.
AL = BC = BG. (C.N.1)
Jadi, AL merupakan garis lurus yang sama dengan garis lurus BC.
PROPOSISI 3
Jika
diberikan dua garis lurus dengan panjang berbeda, maka garis lurus yang lebih
panjang dapat dipotong sehingga panjangnya sama dengan garis lurus yang lebih
pendek.
Diberikan dua garis lurus yang berukuran tidak sama panjang, yang
berpotongan dengan garis yang lebih besar dan garis yang lebih kecil.
Lihat AB dan C yang merupakan dua garis lurus yang berbeda ukuran,
dimana AB lebih besar. Sehingga garis lurus AB dapat memotong C agar sama
ukurannya.
Lihat AD , dimana ukurannya sama dengan garis lurus C dan A
merupakan titik pusat. (post. 3)
Lihat lingkaran DEF dimana A merupakan titik pusat dan AD merupakan
jari-jari lingkaran. (def. 1.15). Maka titik A merupakan titik pusat dari lingkaran DEF, AE yang sama
ukurannya dengan AD dan juga C. (C.N.1)
AE dan C ukurannya sama dengan AD dan AE juga berukuran yang sama
dengan C
Preposition 4
Jika dua
buah segitiga memiliki dua sisi bersesuaian yang panjangnya sama dan
sudut-sudut yang dibentuk oleh kedua sisi tersebut besarnya juga sama, maka
panjang sisi dan besar sudut yang bersesuaian lainnya juga sama.
Jika dua segitiga memiliki dua sisi yang sama besar, dan memiliki
sudut yang sama, dan juga memili sisi dasar yang sama.
Lihat ABC dan DEF, kedua segitiga tersebut memiliki sisi AB dan AC
dimana kedua nya sama dengan DE dan DF. AB dan DE, sama panjang dengan AC dan
DF. Segitiga BAC kongruen dengan segitiga EDF. Sisi dasar segitiga BC sama dengan EF (C.N.4). Maka, dapat
dikatakan segitiga ABC kongruen dengan segitiga DEF. (C.N.4)
Segitiga ABC kongruen dengan segitiga DEF dimana titik A sama dengan titik D, garis lurus
AB dan DE, dimana titik B juga sama dengan titik E. Jadi AB bertepatan dengan
DE, garis lurus AC akan bertepatan pula dengan DF, sehingga segitiga BAC kongruen dengan EDF.
Jadi dapat dikatakan jika dua buah segitiga memiliki dua sisi yang
sama dan masing-masing memiliki sudut yang sama dan sisi dasar yang sama, maka
dapat dikatakan segitiga tersebut kongruen.
PROPORSISI 5
Dalam suatu segitiga
sama kaki, sudut-sudut alasnya sama besar, dan jika kedua sisi yang sama
panjang itu diperpanjang, maka sudut-sudut di bawah alas akan sama satu dengan
lainnya.
Misalkan ABC adalah segitiga sama kaki yang mana panjang
sisi AB sama dengan panjang sisi AC, dan garis lurus BD dan CE merupakan
perpanjangan dari garis lurus dengan AB dan AC (masing-masing). [Pos 2]. Dapat
dikatakan bahwa semua sudut pada segitiga ABC sama dengan semua sudut pada
segitiga ACB, dan ( semua sudut) CBD sama dengan BCE.
Buat titik F secara acak pada BD, dan di dapatkan juga
garis AG (AE lebih besar dari AG)yang sama panjangnya dengan garis AF [Prop.
1.3]. Kemudian tarik garis lurus dari titik F ke C, dan tarik garis lurus dari
titik G ke B.[Pos. 1].
Karena AF sama dengan AG, dan AB sama dengan AC, dua
(garis lurus) FA, AC masing-masing sama dengan dua (garis lurus) GA, AB. Dan
membentuk sudut FAG. Dengan demikian, sisi alas FC sama dengan sisi alas GB,
dan segitiga AFC akan kongruen dengan segitiga AGB, maka besar sudut dan sisi
yang bersesuaian lainnya juga sama. [Prop. 1.4]. (Artinya) ACF ke ABG, dan AFC
ke AGB. Dan karena AF sama dengan AG, di mana AB sama dengan AC, maka BF sama
dengan CG [C.N. 3]. Tapi FC juga ditunjukkan (sama) dengan GB. Jadi dua (garis
lurus) BF, FC sama dengan dua (garis lurus) CG, GB, masing-masing, dan sudut
BFC sama dengan sudut CGB.
Dengan demikian, segitiga BFC kongruen dengan segitiga
CGB, dan besar sudut dan sisi yang bersesuaian lainnya juga sama. [Prop. 1.4].
Dengan demikian, FBC sama dengan GCB, dan BCF menjadi CBG. Oleh karena itu,
karena semua sudut ABG ditunjukkan (sebanding dengan semua sudut ACF, di mana
CBG sama dengan BCF, maka ABC sama dengan ACB [C.N. 3].
Jadi, untuk segitiga sama kaki, sudut-sudut alasnya sama besar, dan jika kedua sisi
yang sama panjang itu diperpanjang, maka sudut-sudut di bawah alas akan sama
satu dengan lainnya.
PROPORSISI 6
Jika
dalam suatu segitiga, dua sudutnya sama, maka sisi-sisi di hadapan kedua sudut
tadi juga sama
Misalkan ABC adalah segitiga yang memiliki sudut ABC sama dengan
sudut ACB.
Jika AB tidak sama dengan AC
maka salah satunya lebih besar.
Misalkan AB lebih besar dari AC.
Maka dapat dibuat garis DB (dari AB) yang sama panjangnya dengan garis
AC. [Prop. 1.3]
Kemudian buat garis DC dari titik C ke titik D. [Pos 1]
Karena DB sama AC, maka untuk kedua sisi DB dan BC akan sama dengan
sisi AC dan CB.
Sudut DBC sama dengan sudut ACB. Dengan demikian, sisi alas DC sama
dengan sisi alas AB, sehingga segitiga DBC kongruen dengan segitiga ACB [Prop.
1.4],
Karena segita DBC kongruen dengan segitiga ACB, maka sisi yang
bersesuaian sama, tetapi asumsi awal kita tadi AB tidak sama dengan AC.
Bertentangan dengan [C.N. 5]. Jadi, AB sama dengan AC.
Jadi, dapat
ditarik kesimpulan bahwa Jika dalam
suatu segitiga, dua sudutnya sama, maka sisi-sisi di hadapan kedua sudut tadi
juga sama.
PROPORSISI 7
Diketahui dua
ruas garis yang dikonstruksikan dari titik-titik ujung dari suatu ruas garis
dan bertemu di satu titik, maka tidak dapat dikonstruksikan dari titik-titik
ujung ruas garis semula, dan pada sisi yang sama dari ruas garis itu, dua ruas
garis lain yang bertemu pada suatu titik dan berturut-turut sama dengan kedua
ruas garis semula, yaitu masing-masing sama dengan yang ditarik dari titik
ujung yang sama
Diberikan dua garis lurus AC, CB, sama dengan dua garis
lurus lainnya yaitu,AD dan DB. Ke empat garis tersebut dikonstruktruk dari
garis AB dan bertemu pada titik yang berbeda, yaitu titik C dan D, serta pada
sisi yang sama (dari AB), dan memiliki ujung yang sama (pada AB). Jadi CA sama
dengan DA, yang bertemu dititik A, dan CB sama dengan DB, yang bertemu dititik
B. Dan kemuian ditarik garis CD [Post. 1].
Oleh karena itu, karena AC sama dengan AD, sudut ACD
juga sama dengan sudut ADC [Prop. 5]. Jadi, ADC lebih besar dari DCB [C.N.
5].Dengan demikian, CDB jauh lebih besar dari DCB [C.N. 5]. Sama halnya untuk
CB sama dengan DB, maka sudut CDB juga sama dengan sudut DCB [Prop 1.5]. Tapi
itu menunjukkan bahwa sudut sebelumnya juga jauh lebih besar (dari yang
terakhir).Hal yang sangat mustahil.
Dengan
demikian, jika diketahui dua ruas
garis yang dikonstruksikan dari titik-titik ujung dari suatu ruas garis dan
bertemu di satu titik, maka tidak dapat dikonstruksikan dari titik-titik ujung
ruas garis semula, dan pada sisi yang sama dari ruas garis itu, dua ruas garis
lain yang bertemu pada suatu titik dan berturut-turut sama dengan kedua ruas
garis semula, yaitu masing-masing sama dengan yang ditarik dari titik ujung
yang sama.
makasih kak, postingannya sangan membantu
BalasHapusTerima kasih banyak kak, postingannya sangat membantu 👍
BalasHapusMakasi kak, berguna bngettt makalahnya. Dosen saya ngejelasinnya pke bhs inggris wkwkwkwk
BalasHapus