ANALISIS
KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIAN SOAL OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR
Makalah
Diajukan
untuk Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah Matematika Sekolah
OLEH
:
NURDINI ELMUNAWARAH (06022681721009)
DOSEN
PENGASUH :
Dr.
SOMAKIM, M.Pd.
Dr.
ELI SUSANTI, M.Pd.
PROGRAM
STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2017
/ 2018
ANALISIS KESALAHAN
SISWA DALAM MENYELESAIAN SOAL
OPERASI
HITUNG BENTUK ALJABAR
1. LATAR BELAKANG
Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi, matematika
memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu lain serta memiliki
peranan untuk mengembangkan daya pikir manusia (Depdiknas, 2006). Oleh karena itu, matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari. Sejak dulu, rata-rata
kebanyakan dari orang tua beranggapan bahwa dengan mempelajari matematika maka
akan mempermudah untuk mempelajari mata pelajaran lain (Shadiq, 2014). Hal ini menyebabkan kebanyakan orang
tua mengharuskan anak-anak mereka agar dapat berhasil mempelajari matematika.
Cockcroft mengakui pentingnya
matematika, ia menyatakan bahwa akan sulit atau bahkan tidak mungkin bagi
seseorang untuk hidup di bagian bumi pada abad ke-20 ini tanpa sedikitpun
memanfaatkan matematika (Shadiq, 2014). Dikarenakan peranan
penting itulah maka mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah
adalah aljabar. Menurut Khuzaini (2012) aljabar merupakan
salah satu cabang matematika yang penting untuk dipelajari. Aljabar merupakan
cabang penting dari matematika yang sering dianggap sebagai pelajaran yang
sulit dan abstrak bagi siswa karena untuk berpikir aljabar, seseorang harus
mampu memahami pola, dan menggunakan model matematika untuk mewakili dan
memahami hubungan kuantitatif (Yunarni, Awi, & Asdar, 2015). Hal inilah yang
membuat siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
dengan aljabar. Kesulitan tersebut mengakibatkan munculnya banyak kesalahan
yang dilakukan siswa pada saat menyelesaikan soal-soal aljabar. Hal ini
disebabkan karena operasi pada aljabar berbeda dengan operasi pada bilangan
real maupun bilangan bulat yang telah dikenal oleh siswa sebelumnya (Tadda, 2016).
Menurut Poerwadarminta “salah berarti tidak
sebagaimana mestinya, tidak betul, tidak benar, keliru, sedangkan kesalahan
berarti kekeliruan, penyimpangan dari yang seharusnya, kekhilfan, sesuatu yang
salah, perbuatan salah (Nurianti, Halini, & Romal,
2015).
Kesalahan yang dimaksudkan dalam artikel ini adalah beberapa jenis kesalahan
yang dilakukan siswa pada saat menyelesaikan soal-soal matematika pada materi
operasi hitung bentuk aljabar. Kesalahannya dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu
kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Menurut Julian (2016)
Kesalahan konseptual berupa kesalahan konsep, prinsip, dan fakta. Selanjutnya Nurianti,
Halini dan Romal (2015) menambahkan bahwa
kesalahan konsep merupakan kesalahan dalam memahami konsep matematika yang
menjadi prasyarat maupun konsep yang telah diajarkan dan kesalahan prinsip
merupakan kekeliruan dalam mengaitkan beberapa fakta atau beberapa konsep dalam
menyelesaikan soal operasi bentuk aljabar. Selanjutnya, menurut Julian (2016)
kesalahan prosedural berupa kesalahan prosedur tidak lengkap, kesalahan
mengerjakan sembarang, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan menyederhanakan
bentuk aljabar.
Mengetahui jenis-jenis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal operasi hitung bentuk aljabar penting untuk dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk mencari faktor penyebab kesalahan tersebut sehingga
kesalahan tersebut dapat diminimalisir dan diperbaiki (Nurianti,
Halini, & Romal, 2015).
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut,
penulis bermaksud untuk mengkaji mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal operasi hitung aljabar bentuk aljabar.
2. PERMASALAHAN
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
pada saat menyelesaikan soal-soal operasi hitung bentuk aljabar adalah:
a.
Kesalahan
konseptual
1) Kesalahan
Konsep
Menurut
penelitian Julian (2016) kesalahan konsep
yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut.
a)
Kesalahan
tidak menyamakan penyebut pada operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan
bentuk aljabar dengan penyebut berbeda. Kesalahan yang dilakukan S-1 dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan S-1
|
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 1,
S-1 menjawab
. Seharusnya jawaban yang benar adalah
. Jawaban S-1 pada Gambar 1 salah
karena menyelesaikan dengan cara menjumlah antara pembilang dengan pembilang
dan penyebut dengan penyebut dan S-1 tidak menyamakan penyebut pada penjumlahan
pecahan bentuk aljabar dengan penyebut berbeda. Jadi, dapat dikatakan bahwa
kesalahan yang dilakukan S-1 adalah kesalahan tidak menyamakan penyebut pada
operasi penjumlahan pecahan bentuk aljabar dengan penyebut berbeda.
b) Kesalahan
konsep penjumlahan suku sejenis. Kesalahan yang dilakukan S-2 dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar
2. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan S-2
|
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 2,
S-2 menjawab hasil penjumlahan suku sejenis pada pembilang pecahan
dengan hasil
yang diperoleh yaitu
S-2 tidak
menyederhanakan
. Seharusnya jawaban yang benar adalah
dan
disederhanakan menjadi
. Jawaban S-2 salah karena salah dalam penjumlahan suku sejenis dan menganggap bahwah hasil penjumlahan
suku sejenis sudah benar. Selanjutnya S-2 salah karena tidak menyederhanakan
pecahan bentuk aljabar disebabkan S-2 lupa. Jadi, dapat dikatakan bahwa
kesalahan yang dilakukan oleh S-2 adalah 1) kesalahan konsep penjumlahan suku
sejenis, 2) kesalahan tidak menyederhanakan pecahan bentuk aljabar kebentuk
yang sederhana.
c) Kesalahan
konsep pembagian pecahan yaitu kesalahn siswa tidak membalik pecahan dari
pembilang menjadi penyebut atau dari penyebut menjadi pembilang. Kesalahan
siswa S-3 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar
3. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan S-3
|
Berdasarkan
jawaban siswa pada Gambar 3, S-3 menjawab
. Seharusnya jawaban yang benar adalah
. Jawaban S-3 salah karena salah
konsep pembagian pecahan karena mengerjakan dengan cara membagi antara
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut dan salah karena tidak
menuliskan tanda negatif pada hasil operasi yang seharusnya bernilai negatif dikarenakan kurang teliti. Jadi, dapat dikatakan bahwa kesalahn yang
dilakukan S-3 adalah 1) salah karena mengerjakan sembarang, 2) salah konsep
pembagian pecahan dan 3) salah karena tidak menuliskan tanda negatif pada hasil
operasi yang seharusnya bernilai negatif.
d) Kesalahan
memahami sifat distributif perkalian bentuk aljabar. Kesalahan siswa S-4 dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar
4. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan S-4
|
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 4,
S-4 menjawab
. Seharusnya jawaban yang benar adalah
. Jawaban siswa salah karena salah
dalam memahami sifat distributif perkalian bentuk aljabar . Selanjutnya S-4
salah karena tidak menuliskan tanda negatif pada hasil operasi yang seharusnya bernilai
negatif disebabkan kurang teliti dan salah dalam operasi hitung perkalian
disebabkan kurang teliti. Jadi, dapat dikatakan bahwa kesalahan yang dilakukan
S-4 yaitu 1) salah memahami sifat distributif perkalian bentuk aljabar, 2)
salah karena tidak menuliskan tanda negatif pada hasil operasi yang seharusnya
bernilai negatif dan 3) salah dalam operasi hitung perkalian.
e) Menurut
Octaviano (2012) salah satu kesalahan
konseptual siswa adalah kesalahan dalam melakukan operasi penjumlahan terhadap
suku tak sejenis. Kesalahan siswa dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar
5. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan Siswa
|
Berdasarkan Gambar 5, kesalahan yang
dilakukan oleh siswa adalah kesalahan dalam melakukan operasi penjumlahan
terhadap suku yang tak sejenis. Siswa kurang memahami bahwa operasi penjumlah
dan pengurangan bentuk aljabar hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang
sejenis.
2) Kesalahan
Prinsip
Menurut penelitian Julian (2016)
kesalahan prinsip yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut.
a) Kesalahan
menentukan pecahan senilai. Kesalahan S-5 dapat dilihat pada Gambar
Gambar
6. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan S-5
|
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 6,
S-5 menjawab
dengan jawaban
. Seharusnya jawaban yang benar adalah
. Jawaban S-5 salah karena salah
dalam menentukan pecahan senilai karena salah menentukan pembilang setelah
penyebut disamakan. Selanjutnya S-5 salah karena tidak melanjutkan jawaban pada
pembilang pecahan disebabkan S-5 menjawab sampai yang S-5 tau. Jadi, dapat
dikatakan bahwa kesalahn yang dilakukan siswa
adalah 1) kesalahan menentukan pecahan senilai, dan 2) kesalahan tidak
melanjutkan jawaban yang seharusnya dapat dioperasikan.
b) Menurut
Januarvi (2016), salah satu
kesalahan prinsip yang dilakukan siswa adalah tidak mampu menyelesaikan operasi
dua aljabar dengan dua suku (sifat distributif perkalian dua aljabar).
Kesalahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar
7. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan Siswa
|
Berdasarkan jawaban siswa
pada Gambar 7, kesalahan yang dilakukan siswa adalah tidak
mampu menyelesaikan operasi dua aljabar dengan dua suku atau dapat dikayakan
kesalahan prinsip perkalian pecahan aljabar dengan dua suku. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman siswa tentang sifat distributif perkalian dua
aljabar dengan dua suku dan kurang melatih diri dalam mengerjakan soal-soal
operasi aljabar.
3) Kesalahan
Fakta
Menurut penelitian Julian (2016)
kesalahan prinsip yang dilakukan siswa adalah kesalahan tidak menuliskan tanda
negatif pada hasil operasi yang seharusnya bernilai negatif. Kesalahan S-4
dapat dilihat pada Gambar 4, yaitu
, S-4 menjawab
yang seharusnya
jawabannya adalah
. Kesalahan ini merupakan kesalahan menuliskan tanda
negatif pada hasil operasi yang seharusnya bernilai negatif.
b.
Kesalahan
Prosedural
1) Kesalahan
prosedur tidak lengkap.
Menurut
Julian (2016) kesalahan prosedur
tidak lengkap yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut.
a) Tidak
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar ke bentuk yang sederhana. Kesalahan ini
dapat dilihat pada Gambar 2 , S-2 menjawab
. Kesalahan ini merupakan kesalahan prosedur tidak
lengkap yang dilakukan oleh siswa yaitu tidak mengubah pecahan ke bentuk yang
sederhana.
b) Tidak
melanjutkan jawaban yang seharusnya dapat dioperasikan. Kesalahan ini dapat
dilihat pada Gambar 8.
Gambar
8. Kesalahan
Konsep yang Dilakukan S-6
|
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 8,
S-6 tidak mengoperasikan suku sejenis pada pembilang pecahan
. Seharusnya S-6 mengoperasikan suku sejenis pada
pembilang sehingga hasilnya yaitu
dan
disederhanakan menjadi
. Jawaban S-6 salah karena
tidak melanjutkan jawaban pada pembilang pecahan disebabkan S-6 menjawab sampai
yang S-6 tau saja. Jadi, dapat dikatakan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa
adalah adalah kesalahan karena tidak melanjutkan jawaban.
3. PENYEBAB
Dari kesalahan siswa yang telah
diuraikan di atas, dapat disebutkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
kesalah tersebut. Menurut Octaviano (2012), kesalahan yang
dilakukan siswa adalah sebagai berikut.
a. Siswa
sulit dalam membedakan variabel, koefisien, dan konstanta.
b. Siswa
sulit dalam membedakan suku-suku yang sejenis dengan suku-suku yang tak
sejenis.
c. Kurangnya
pemahaman mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan operasi bentuk aljabar.
Menurut
Januarvi (2016), penyebabnya adalah
sebagai berikut.
a.
Tidak mampu menyelesaikan
operasi perkalian dua aljabar dengan dua suku (sifat distributif perkalian dua
aljabar).
b.
Tidak mengalikan pembilang
dan penyebut dengan bilangan yang sama pada operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan aljabar.
c.
Tidak mampu menyelesaikan
operasi perkalian dengan penyebut yang mengandung variabel (sifat perkalian
pada aljabar).
d.
Tidak mampu memahami aturan
penyederhanaan pada pecahan aljabar suku dua.
e.
Tidak mampu menyederhanakan
variabel (sifat pembagian pada aljabar).
f.
Kurangnya pemahaman siswa
tentang sifat distributif perkalian dua aljabar dengan dua suku.
g.
Pemahaman siswa yang kurang
mengenai aturan penyederhanaan aljabar dengan dua suku.
h.
Kurang melatih diri dalam
mengerjakan soal-soal operasi hitung bentuk aljabar.
4. SOLUSI
Menurut Octaviano (2012), solusi dari
permasalahan di atas adalah:
a. Guru hendaknya lebih menekankan pemahaman mengenai lambang aljabar
seperti variabel, koefisien, konstanta, suku sejenis, suku tak sejenis, dan
lainnya sebelum menjelaskan mengenai operasi bentuk aljabar,
b. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang kontektual
agar siswa lebih memahami mengenai operasi bentuk aljabar, pengajar lebih
memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan dalam menyederhanakan masalah
operasi bentuk aljabar karena operasi aljabar merupakan dasar untuk
menyederhanakan masalah aljabar ditingkat selanjutnya
Menurut
Julian (2016), solusi dari
permasalahan di atas adalah :
a. Hendaknya guru lebih memperdalam pemahaman konsep siswa terutama
dalam menentukan pecahan senilai pada saat menyamakan penyebut pada operasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar.
b. Hendaknya guru lebih memperdalam pemahaman materi prasarat siswa
seperti: 1) konsep penjumlahan, 2) konsep pengurangan, 3) konsep pembagian, 4)
sifat distributif perkalian bentuk aljabar dan 5) operasi hitung bentuk
aljabar.
c. Hendaknya guru lebih membiasakan siswa untuk menyelesaikan soal
dengan langkah-langkah penyelesaian yang lengkap seperti menyederhanakan
pecahan bentuk aljabar.
d. Hendaknya siswa lebih aktif melakukan latihan sehingga memahami
dengan baik konsep penjumlahan, pengurangan, dan pembagian pecahan bentuk
aljabar .
e. Hendaknya guru perlu menganalisis secara mendetail
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
matematika.
Menurut
Nurianti, Halini, dan Romal (2015), solusi dari
permasalahan di atas adalah:
a. Siswa
hendaknya tidak mencukupkan diri dengan pelajaran yang diberikan guru disekolah
namun dapat meningkatkan intensitas belajar di rumah, aktif dalam kegiatan pembelajaran
di kelas dan banyak melakukan latihan khususnya pemecahan persoalan pada
matematika.
b. Mengkonsultasikan
kepada guru terkait kesulitan belajar yang dialami sehingga guru dapat segera
memberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
c. Dalam
melakukan pemecahan persoalan matematika, akan lebih baik jika siswa
meningkatkan ketelitian pada setiap langkah penyelesaian soal sehingga dapat
meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Menurut
Nurhakiki (2013), salah satu solusi
dari permasalahan di atas adalah menggunakan media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2006). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Januarvi, E. D. (2016). Kesulitan Siswa Dalam
Menyelesaikan Operasi Hitung Aljabar Bentuk Pecahan. Surakarta:
Universitas muhammadiyah Surakarta.
Julian, R. (2016). Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 19 Palu Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Pecahan Bentuk Aljabar. Jurnal
Elektronik Pendidikan Matematika Tadulaku Vol. 4 no. 2, 248-262.
Khuzaini, A. (2012). Perbedaan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Pemfaktoran
Bentuk Aljabar Siswa yang Diajar Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Assisted Individualization (TAI) dengan Pelmbelajaran Ekspositori Kelas
VIII SMPN 15 Malang. Malang: UM.
Nurianti, E., Halini, & Romal, I. (2015). Analisis
Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Pecahan Bentuk
Aljabar di kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 1-10.
Octaviano, Y. (2012). Upaya Perbaikan Kesalahan Siswa
Menyederhanakan Operasi Bentuk Aljabar Dengan Pembelajaran Kontekstual. Jurnal
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang Vol. 1 No 3, 1-8.
Shadiq, F. (2014). Pembelajaran Matematika; Cara
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tadda, M. (2016). Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal-soal Aljabar Berdasarkan Gender. Prosiding Seminar
Nasional (pp. 347-354). Palopo: Universitas Cokroaminoto Palopo.
Yunarni, A., Awi, & Asdar. (2015). Profil Pemahaman
Notasi Aljabar Ditinjau dari Kemampuan Verbal Siswa di Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Daya Matematis 3 (1), 1-9.
0 komentar:
Posting Komentar